top of page

Surat Keterangan, Sponsor, KBRI dan tipuan Gate1 (2 dari 5)

Di artikel sebelumnya aku udah ceritakan alasan aku pulang dan juga dokumen apa saja yang diminta agar bisa mengajukan visa.


Surat keterangan dokter

Naaah ini yang bikin aku pusing, masalahnya surat dari dokter yang kudapat hanya mengatakan ayahku sakit dan butuh istirahat 1 hari. Coba?!! Siapa yang bakal percaya. Karena orang tuaku tinggal di desa dan disana hanya ada Puskesmas, maka surat kerangannya hanya dari puskesmas.

Bagaimana bisa surat ini meyakinkan orang yang membacanya bahwa ini darurat? Aku saja yang membacanya gak percaya, ini pasti bohong. Tapi aku tahu, aku sedang diuji oleh Yang Maha Pengasih, masih percayakah aku?

Mau emosikah aku? Mau kulampiaskan kemana gejolak emosi yang ada didadaku ini?

Jadi, aku gak mau dikibuli, aku tenang aja dan yakin jika memang sudah jalannya pasti dimudahkan, dan aku yakin akan dimudahkan. Lalu aku jelaskan di emailnya bahwa surat keterangan tersebut dibuat berdasarkan foto kesehatan ayahku hari itu, sementara yang membuat surat keterangan tidak tahu sejarah ayahku dan kondisinya selama ini, dan aku juga tidak menyalahkan mereka yang sudah memberikan surat keterangan ini, karena mereka hanya menjalankan tugas mereka. Selain itu, aku hanya bisa meminta yang membaca agar mengerti permohonanku.


Surat undangan dari sponsor.

Untuk surat undangan ini karena agak ribet, ahirnya aku menggunakan ibuku langsung. Karena beliau gak begitu mengerti teknologi, maka aku siapkan semua dari sini menggunakan formulir dari ambassade yang sudah kuisi secara komplit dan kuminta tanteku untuk diprintkan, ditandatangani dan diberi materai, trus langsung difoto untuk dikirim balik ke aku. Beres. Aku tulis penghasilan ibuku Rp.30JT / tahunnya karena memang beliau hanya punya warung kecil yang penghasilannya memang kemungkinan segitu.

Layanan KBRI

Alhamdulillah di hari yang sama yaitu hari Selasa aku dapat balasan bahwa ada beberapa dokumen yang masih harus aku penuhi yaitu surat undangan sponsor, KTP sposnor dan ayahku, dan surat bersedia dikarantina. Selain itu diberitahukan bahwa jika diapprove oleh atasenya, prosesnya 3-5 hari kerja dan aku harus datang ke Den haag untuk menyerahkan paspor dan pengajuan, dan sekali lagi untuk pengambilan. Alhamdulillah! Jawabannya positif! Bersyukur dengan kecepatan layanan dari KBRI dan pengertian mereka dengan situasiku. Kamis semua dokumen sudah lengkap dan kukirimkan. Hari Jum’at sore aku mendapat email bahwa pengajuanku diapproved dan hari Senin minggu depannya aku ditunggu untuk menyerahkan paspor.

Hurray! Not once you’ve disappoint me Ya Allah.

Sekarang realitanya aku harus segera cari tiket, cari hotel, minta ijin sama managerku agar diijinkan kerja dari luar negri. Meski aku yakin bakal dikasih, tapi tetep nerves juga jika sudah terjadi seperti ini. untung aku masih banyak hari libur yang belum kugunakan karena pendemi, jadi kalau misalnya gak boleh kerja dan libur yah gak papa dah ambil libur aja.


Janji pengajuan

Senin aku ambil libur, selain paspor dan formulir yang sudah dilengkapi, bukti booking tiket juga diminta. Aku pesen tiketnya bener-bener last minute karena masih berharap Bali bakal buka, yang mungkin gak mengharuskan aku masuk karantina. Selain hemat waktu, juga hemat biaya hotel. Tapi sayangnya peraturannya tidak berubah, justru lebih diperketat, selain karantina, PCR dan vaksin, kita juga harus menunjukkan bukti asuransi kesehatan dan surat bersedia dikarantina. Bleh….payah bok.!!

Senin antara jam 10:00-12:00 ternyata sudah ditunggu oleh ibu Wiwik yang ramah dan sangat membantu.


Biaya

Cukup €50,- yes!!!

Pengambilan

3 hari kerja, hari Kamis sudah bisa diambil. Untungnya bisa diambil oleh orang lain asal bawa tanda terima. Super! Aku gak perlu bolak balik ke Den Haag lagi, karena hari itu bisa aku gunakan untuk siap-siap yang dirumah. Alhamdulillah suami kerjanya di sekitar Rotterdam jadi do’i bisa ambil.


Gate1 dan tipu-tipunya

Nah……lega, tiket sudah ada di tangan, paspor sudah siap, vaksin sudah, tinggal PCR test dan hotel. Lagi-lagi diberi kemudahan, sampai 1 Oktober di Belanda bisa test PCR gratis untuk perjalanan ke luar negri. Ahh tau gitu gak usah beli extra service lewat Gate1, yang katanya bisa dapet korting €40. Seperti yang kuduga ini hanya kelicikan mereka menjual sesuatu yang sebetulnya gratis. Setelah dibeli, baru kelihatan bahwa kortingnya itu dari harga asli, dan di websitenya terlihat harga dari €120, menjadi €80, saat kutanya, yang jawabpun tidak yakin dan hanya mengiyakanku. Sementara kebenarannya adalah gratis. Dasar!


Test gratis PCR lewat Testenvoorjereis.nl gratis sampai 1 Oktober 2021.


Persiapan untuk mendapatkan visa sudah selesai, sekarang tinggal menyiapkan semua kebutuhanku saat aku tiba di Jakarta, karena Indonesia hanya membuka dua airport untuk penerbangan dari luar yang mengharuskan saiapa saja yang datang dari luar negri, panjang/pendek, WNI/WNA, vaksin/belum vaksin, negara berzona hijau atau nggak, semua diperlakunan dengan sama.


Ikuti ceritanya di Schiphol, di bandara Soekarno Hatta dan bagaimana pengalamanku dikibuli sodara sendiri.




Single Post: Blog_Single_Post_Widget
bottom of page